Soccer

it's soccer

Tendangan Kungfu Eric Cantona

Éric Daniel Pierre Cantona atau lebih dikenal dengan Eric Cantona merupakan salah satu legenda salah satu klub Inggris, Manchester United..

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Monday, March 4, 2013

Tendangan Kungfu Eric Cantona


 Éric Daniel Pierre Cantona atau lebih dikenal dengan Eric Cantona merupakan salah satu legenda salah satu klub Inggris, Manchester United.Pemain kelahiran  24 Mei 1966 yang memiliki kebangsaan Prancis ini memperkuat Manchester United pada era 1992 sampai 1997 dan menorehkan 64 gol dari total 143 penampilannya. Bersama klub ini, Cantona merasakan 4 kali Juara Premier League dan 2 kali Juara Piala FA. Dengan prestasinya yang gemilang di klub tersebut, tentu saja Cantona mendapatkan tempat khusus di hati para fans United.

Namun ada catatan menarik dalam karir Cantona. Tidak hanya dikenang karena prestasinya saja, tapi pemain ini juga dikenang karena tendangan kungfunya yang melegenda. 
Pada tahun 1995 MU bertandang ke Selhurst Park, kandang Crystal Palace. Pada saat itu kedudukan masih imbang 0-0 ketika pada menit ke 48 Cantona melakukan pelanggaran saat menendang defender Crystal Palace,  Richard Shaw. Akibat perbuatannya ini, Cantona mendapatkan kartu merah dari wasit. Tak puas dengan keputusan ini, para pemain United pun melakukan protes kepada wasit. Di tengah-tengah kericuhan yang terjadi, Cantona yang berdiri di pinggir lapangan tiba-tiba melakukan tendangan kungfu ke arah fans Palace, Matthew Simons. Cantona yang memang dikenal temperamental saat itu tidak bisa menahan kesabarannya saat Simons terus-terusan mengejek dan memprovokasinya. 

Atas tindakannya ini Cantona dikenai sanksi larangan bertanding selama 8 bulan atau sampai musim 1994/1995 berakhir. Dia pun harus menjalani kerja sosial selama 120 jam plus denda 10 ribu pounds. Adapun Simmons, dikurung selama satu hari penuh, denda 500 pounds, dan larangan menonton pertandingan di Inggris dan Wales selama setahun.Laga antara United dengan Crystal Palace berakhir imbang 1-1. Ketiadaan Cantona akibat skorsing berpengaruh signifikan kepada performa United. Red Devils pun akhirnya gagal mempertahankan gelar Premier League lantaran kalah satu poin dari Blackburn Rovers.



 
Dengan dukungan berbagai pihak, terutama pelatih MU, Sir Alex Ferguson, Cantona akhirnya sukses melakukan comeback dan membawa MU kembali menjuarai EPL dan piala FA. Tidak hanya itu, Cantona pun ditunjuk oleh Fergie untuk menjadi kapten di MU. Hal yang mengejutkan terjadi ketika Cantona akhirnya memutuskan pensiun pada tahun 1997, tak lama setelah MU dikukuhkan sebagai juara premier League.

Sejarah munculnya Kartu Kuning dan Kartu Merah dalam Sepakbola



Bagi anda yang menyukai olahraga sepakbola tentunya sudah sangat familiar dengan kartu merah dan kartu kuning. Ya, kartu ini merupakan momok bagi pemain dan pelatih. Jalannya pertandingan bisa berubah total karena keluarnya kartu ini. Pemain yang mendapatkan kartu merah berarti harus keluar dari lapangan, sedangkan pemain yang mendapat kartu kuning mau tak mau juga harus lebih berhati-hati dalam bermain karena mendapat dua kartu kuning dalam sebuah pertandingan sama saja artinya dengan mendapat kartu merah. Tim yang pemainnya terkena kartu merah akan menjadi pincang karena kalah jumlah dengan lawan tandingnya.

Namun apakah kalian tahu sejarah digunakannya kartu merah dan kartu kuning dalam pertandingan sepakbola?

Kartu kuning dan kartu merah tidak muncul di sepakbola begitu saja. Latar belakang digunakannya kartu merah dan kartu kuning ini bermula saat Piala Dunia 1966, tepatnya pada pertandingan perempat final antara Inggris dan Argentina. Pada saat itu wasit asal Jerman yang memimpin pertandingan itu, Rudolf Kreitlein, mengusir kapten Argentina, Antonio Ratin karena melakukan pelanggaran keras. Saat itu Kreitlein memutuskan memberikan sanksi kepada Ratin dengan mengeluarkannya dari pertandingan. Namun karena perbedaan bahasa, Ratin tidak paham dengan maksud Kreitlein. Dia pun tidak keluar dari pertandingan dengan segera. Akhirnya Ken Aston, wasit dari Inggris yang juga ikut bertugas di pertandingan itu pun masuk ke lapangan. Dengan kemampuan bahasa Spanyol seadanya, Aston mencoba memberitahu kepada Ratin bahwa Kreitlein mengeluarkan dirinya sebagai sanksi atas pelanggaran yang ia lakukan.

Setelah kejadian itu, Aston mencoba memikirkan cara universal yang dapat dipahami semua orang dan mereka bisa mengerti jika wasit memberikan peringatan atau mengeluarkan pemain dari lapangan. Sehingga perbedaan bahasa tidak lagi menjadi kendala bagi wasit untuk menyampaikan maksudnya. Hingga pada suatu hari saat Aston mendapat ide saat berhenti di sebuah perempatan jalan dan melihat traffic light (lampu merah). Dari situ dia mendapatkan ide dengan penggunaan kartu kuning sebagai peringatan kepada pemain dan kartu merah untuk mengeluarkan pemain dari pertandingan.  Dia pun mengemukakan idenya ke FIFA yang akhirnya disetujui oleh pihak FIFA. Kartu kuning dan kartu merah secara resmi diperkenalkan pada Piala Dunia 1970 yang diselenggarakan di. Namun selama piala dunia itu berlangsung, tidak ada satupun pemain yang dikeluarkan,  hanya kartu kuning saja yang dikeluarkan oleh wasit.

Meskipun Aston yang merupakan pencetus ide kartu kuning dan kartu merah tersebut berasal dari Inggris, Namun Inggris tidak langsung menggunakan kartu merah dan kartu kuning dalam pertandingan sepak bola di Inggris. Baru di tahun 1976 kartu merah dan kartu kuning digunakan dalam pertandingan sepak bola di Inggris. Penggunaan kartu merah dan kartu kuning sempat
dihentikan pada 1981 dan 1987 karena banyak wasit yang seenaknya saja mengeluarkan kartu dan diprotes oleh para pemain.

Di cabang lain, Ide ini juga diterapkan dalam olahraga hoki. Bedanya dalam olahraga hoki
menggunakan tiga warna kartu persis seperti traffic light. Hijau digunakan untuk memberi peringatan, kuning untuk mengeluarkan pemain sementara waktu, dan merah untuk mengeluarkan pemain secara permanen.